KOMISI XI DPR NILAI ASUMSI MAKRO APBN 2010 REALISTIS

03-06-2009 / KOMISI XI
Mayoritas anggota Komisi XI DPR menilai asumsi makro APBN 2010 realistis dan sesuai dengan kondisi real ekonomi Indonesia. "Asumsi dari pemerintah mengenai pertumbuhan ekonomi sebesar 5-6 persen cukup realistis,"kata Ramson Siagian dari PDIP saat Raker Gabungan dengan Menkeu Sri Mulyani, Kepala Bapennas Paskah Suzeta, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom yang dipimpin oleh Ketua Komisi XI DPR Hafiz Zawawi, di Gedung Nusantara I, Rabu, (3/6). Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi lagi bahkan bisa mencapai 7-8 persen karena dirinya memprediksi pengangguran akan semakin menurun pada tahun 2010 mendatang. Dia menambahkan, anggaran pemerintah sekarang harus diarahkan kepada anggaran berbasis kinerja dan target sehingga penyusunan bisa lebih diarahkan kepada sasaran yang ada. "Pemerintah harus dapat bekerjasama dengan Bank Sentral, selain itu BI juga harus menyiapkan kebijakan yang lebih aktraktif untuk perekonomian,"terangnya. Sementara itu, Anggota DPR dari PKS Andi Rahmat menilai range asumsi BI dan Depkeu pada APBN 2010 tidak terlalu berbeda jauh asumsinya. karena itu, terangnya, DPR bisa saja mengambil asumsi tengahnya. "melalui cara melebarkan range DPR maka nantinya akan memudahkan pemerintah dalam menyusun nota keuangannya,"katanya. Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5-6 persen, dengan inflasi 4.5-6 persen masih wajar namun untuk inflasi sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Dia menambahkan, DPR harus mempertimbangkan kenaikan anggaran pertahanan secara bertahap. "Perlu ada Raker Gabungan dengan Komisi I DPR membicarakan anggaran pertahanan untuk TNI,"katanya. Dia melihat masih belum ada perhatian yang besar dari Bapennas dalam menyusun proyeksi anggaran pertahanan di masa mendatang. "Kita menyadari memang masih rendahnya kemampuan fiskal Indonesia untuk menaikan anggaran pertahanan secara signifikan,"terangnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, asumsi pertumbuhan ekonomi di tahun 2010 sekira 5-6 persen adalah angka yang sangat realistis, dengan mempertimbangkan tekanan inflasi yang mengalami penurunan, dimana pemerintah memproyeksikan inflasi 4,5-5,5 persen. "Proyeksi 4,5-5,5 persen ini berbeda dengan inflasi tingkat global yang akan mengalami kenaikan, akibatnya banyak likuiditas dari negara maju untuk bailout," ungkapnya Sementara Miranda Goeltom menilai potensi inflasi di bawah lima persen, sangat memungkinkan dan ini bila tercapai adalah prestasi yang cukup baik Dia menilai, pada tahun ini pertumbuhan ekonomi masih didukung oleh sektor konsumsi dan sektor investasi, walaupun kedua sektor tersebut cenderung berjalan lambat. Pada tahun 2010, BI pun mematok pertumbuhan ekonomi 4-5 persen dan inflasi di patok di kisaran 5-6 persen. Tidak hanya itu, nilai tukar rupiah di tahun 2010, akan lebih di patok di angka Rp10.000-10.500 per USD. (si)
BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...